TOPOLOGI JARINGAN ATM BANK BCN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masih
berlakunya transaksi manual pada bank BCN, menimbulkan beberapa masalah
dan kerugian, dimana selain harus menyediakan pegawai yang banyak untuk
melayani nasabah, juga harus menyiapkan ruangan yang luas untuk
mengantisipasi pengantrian yang panjang.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat diterapkannya aplikasi multimedia seperti video conference dan video on demand memerlukan jaringan dengan bandwidth besar dan kualitas tinggi. Kebutuhan akan jaringan seperti ini bisa dipenuhi dengan teknologi ATM yang ada saat ini.
Untuk itu dalam pembahasan laporan ini kami memberikan inisiatif dengan merancang mesin ATM menggunakan topologi star (bintang)
melalui media komunikasi menggunakan teknologi VSAT. Dalam menyusunan
jaringan ATM ini kami memilih menggunakan topologi star (bintang) sebab
lebih fleksible, pengembangan dan pengelolaan jaringan mudah, kerusakan
atau perawatan yang dilakukan pada satu node tidak mempengaruhi node
yang lain.
1.2 Batasan Masalah
Untuk lebih terarahnya laporan ini, maka kami membatasi masalah yang akan dibahas yaitu seputar topologi ATM bank BCN.
1.3 Rumusan Masalah
a) Memahami Teknologi ATM
b) Menerapkan teknologi VSAT pada topologi ATM bank BCN
c) Dampak positif dan negatif dari pemanfaatan VSAT pada topologi ATM
1.4 Tujuan Masalah
Dengan
penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca sebagai tambahan wawasan
dalam bidang IT.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang kami peroleh dari penulisan laporan ini diantaranya adalah :
· Memberikan tambahan ilmu kepada kami tentang cara penulisan laporan
· Sebagai media motivasi bagi kami untuk lebih meningkatkan wawasan seputar IT
· Untuk mengetahui bagaiamana cara kerja atau sistem jaringan ATM
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1 PERUSAHAAN
2.1.1 Sejarah Perusahaan
Bank
Central Niaga (BCN) didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 di pusat
perniagaan Jakarta dengan nama Bank Central Niaga NV. BCN terus
berkembang, sehingga pada tahun 1977 BCN telah menyandang predikat
sebagai Bank Devisa. Kemajuan BCN terlihat pula dari total aset yang
selalu meningkat dari Rp 36,10 triliun di tahun 1996 menjadi Rp 53,36
triliun pada akhir Desember 1997. Walaupun pada tahun 1998 total aset
BCN sempat turun saat terjadi rush namun pada posisi akhir
Desember 1998 berhasil melewati posisi Desember 1997 sehingga menjadi Rp
67,93 triliun, dan pada akhir Desember 1999 telah mencapai Rp 96,45
triliun.
Kepercayaan
masyarakat untuk menyimpan dana pada BCN merupakan salah satu aset
terpenting yang dimiliki oleh BCN. BCN tumbuh menjadi Bank
Retail/Consumer terbesar di Indonesia. Ini dibuktikan dengan jumlah
nasabah yang pada Agustus 1999 mencapai 7,7 juta nasabah perorangan dan
300 ribu nasabah perusahaan.
Dari
sekitar 8 juta nasabah BCN, sebanyak lebih dari 5 juta di antaranya
menjadi pemegang kartu ATM/Debit BCN. Kinerja yang mengesankan tersebut,
mengantarkan BCN berhasil keluar dari BPPN pada 25 April 2000 sehingga
kini statusnya bukan sebagai Bank Take Over (BTO) lagi. Kinerja ini menjadi dasar bagi BCN untuk mengambil langkah strategis dengan melakukan go public di
pasar modal. BCN menyeimbangkan antara keuntungan yang diperoleh dengan
layanan yang diterima oleh nasabah. Dengan selalu menjaga kepercayaan
nasabah, BCN siap memasuki era globalisasi, era milenium baru.
2.1.2 Proses Bisnis
Pada
mulanya bank BCN melakukan transaksi perbankan secara manual, melihat
kurang efektif dan kurang efisiennya pelayanan yang diberikan kepada para nasabah. Pelaku
usaha mengubah strategi bisnisnya dengan menempatkan teknologi sebagai
unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM merupakan bentuk-bentuk baru dari delivery channel pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi oleh teknologi.
Kawasan
Indonesia yang luas dengan struktur yang berbukit, gunung-gunung dan
dataran yang tidak rata memberikan kami inisiatif untuk menggabungkan
teknologi ATM dengan menggunakan teknologi VSAT, sehingga perancangan
topologinya menjadi lebih ekonomis.
2.2 ISTILAH-ISTILAH
VSAT
VSAT
(Very Small Aperture Terminal) adalah terminal mini yang mempunyai
antene 1 meter dan membutuhkan daya sekitar 1 watt. Uplinknya umumnya
baik untuk kecepatan 19,2 bps,tetapi downlink-nya lebih besar dari itu,
sering kali 512 kbps.(Andrew S. Tanenbaum, hal :159).
ATM
ATM adalah singkatan dari Asynchronous Transfer Mode (ATM)
yaitu sebuah protokol jaringan yang mentransmisikan pada kecepatan 155
Mbps atau lebih . ATM mentransmisikan data kedalam satu paket dimana
pada protokol yang lain mentransfer pada besar-kecilnya paket. ATM
mendukung variasi media seperti video, CD-audio, dan gambar. ATM
bekerja pada model topologi Star (bintang), dengan menggunakan Kabel
fiber optic ataupun kabel twisted pair . ATM pada umumnya digunakan
untuk menghubungkan dua atau lebih LAN.
TOPOLOGI JARINGAN
Topologi
jaringan adalah cara yang digunakan untuk menyambung sejumlah terminal
dan computer ke dalam suatu jaringan. (DC Green, hal : 158).
TOPOLOGI STAR (BINTANG)
Sebuah
terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua
komunikasi data yang terjadi, maksudnya semua komputer mengelilingi Hub
pusat yang mengontrol komunikasi jaringan dan dapat berkomunikasi dengan
Hub lain. Batas jarak komputer dengan Hub sekitar 100 meter. Setiap
titik koneksi pada jaringan akan berkomunikasi melalui titik koneksi
pusat atau konsentrator terlebih dahulu sebelum menuju server. Jaringan
lebih fleksibel dan luas dibandingan dengan dua topologi lainnya.
Keunggulan topologi Star (bintang) adalah jika salah satu titik koneksi
putus maka tidak mengganggu kinerja jaringan lainnya. Kabel yang biasa digunakan adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair).
SERVER
Server
adalah sebuah komputer yang menyediakan file, sumberdaya atau layanan
tertentu yang diperlukan dalam sebuah jaringan. Biasanya computer yang
dipakai sebagai server memiliki spesifikasi perangkat keras khusus dan
lebih tinggi dari komputer – komputer lain yang ada di jaringan
tersebut. Jaringan skala kecil umumnya hanya memiliki sebuah server,
namun untuk jaringan dengan skala besar dapat memiliki dua server atau
lebih.
ISDN
ISDN
(Integrated Services Digital dan Network) adalah pelayanan kombinasi
antara pengintegrasian transmisi digital dan switching network yang
digunakan di Inggris (IDN) dengan suatu jaringan jalur lokal yang
terdigit (IDA).
(Andrew S. Tanenbaum, hal :299).
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data kami lakukan melalui 2 metode yaitu :
a) Metode pencarian melalui browsing internet (googling)
b) Metode
pencarian melalui buku komunikasi data karangan DC Green dan buku
jaringan komputer edisi bahasa indonesia karangan Andrew S. Tanenbaum
3.2 Metode Pembuatan Situs (Blog)
Pada
metode ini kami membuat bloger atau alamat situs dengan menggunakan
aplikasi yang tersedia secara gratis melalui jasa ineternet, dengan
memberikan beberapa disign kami mengisi blog-blog yang ada, sehingga
situs tersebut dapat kami gunakan untuk menampilkan hasil laporan yang
dibuat.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pemahaman Teknologi ATM
4.1.1 Definisi dan Karakteristik ATM
Teknologi ATM merupakan salah satu hasil dari upaya standarisasi Broadband Integrated Services Digital Networks (BISDN) yang dilakukan oleh ITU-T pada pertengahan tahun 1980-an. Teknologi ATM sendiri mengacu pada suatu teknik transmisi paket data berkecepatan sangat tinggi dengan menggunakan mekanisme switching dan time division multiplexing yang diterapkan pada sel-sel berukuran tetap dan relatif kecil.
Karakteristik utama dari ATM yang membedakan dengan teknik transmisi lainnya adalah sebagai berikut:
1) Informasi ditransmisikan dalam bentuk sel berukuran tetap (53 byte)
2) Sel-sel tersebut diidentifikasi dengan cara memberi label pada header dari setiap sel.
3) Sel-sel ditransmisikan berdasarkan urutan yang sudah disusun sebelumnya.
Berdasarkan kemampuannya, ATM memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mendukung layanan untuk semua jenis aplikasi yang ada saat ini dan perkembangan apliksi di masa datang
2) Memberikan utilisasi sangat tinggi terhadap sumberdaya jaringan
3) Mengurangi kompleksitas pada switching
4) Mengurangi waktu proses pada node perantara dan mendukung transmisi berkecepatan sangat tinggi.
5) Mengurangi besar buffer yang diperlukan pada node perantara untuk menghindari delay dan kompleksitas pengaturan buffer
6) Menjamin performansi yang dibutuhkan oleh aplikasi saat ini maupun pengembangannya di masa datang.
ATM memiliki protokol yang didasarkan pada standarisasi ISDN Ptotocol Reference Model (ISDN PRM) []. Model referensi protokol ATM ini terdiri dari tiga layer sebagai berikut:
· The physical layer (PHY) berfungsi mendifinisikan segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan media dan transmisi bit.
· The ATM layer
(ATM) berfungsi untuk mendefinisikan format sel dan bagaimana
mentransmisikan sel-sel tersebut dari satu titik ke titik lainnya.
· The ATM adaptation layer (AAL) berfungsi untuk memetakan layanan-layanan ATM sesuai dengan kebutuhan user.
Disamping terdiri dari tiga layer di atas, model referensi ini juga terdiri dari 3 bidang (plane), yaitu:
· User Plane (U-Plane) yang memiliki fungsi untuk mentransmisikan informasi dari user secara transparan.
· Control Plane (C-Plane) bertugas untuk mengirimkan informasi-informasi yang diperlukan untuk mengontrol koneksi-koneksi dari user plane (menetapkan/memutuskan suatu koneksi, monitoring karakteristik suatu koneksi, dll.)
· The Management Plane (M-Plane)
Gambar 1. Model referensi protokol ATM[1]
4.1.2 ATM Adaption Layer (AAL)
ATM Adaption Layer (AAL) mempunyai peranan dalam menentukan kelas aliran data (trafik) yang akan disediakan ATM. AAL berkaitan dengan penentuan parameter-parameter seperti jenis aliran data (constant atau variabel), connection oriented atau connectionless, tingkat koreksi error dan toleransi berapa banyak sel yang boleh hilang. Peranan penting lainnya dari AAL adalah menyediakan antar muka (interface) antara aplikasi user dengan ATM layer sehingga memungkinkan berbagai jenis aplikasi memanfaatkan semaksimal mungkin setiap layanan ATM.
AAL sendiri memiliki dua sublayer utama yaitu Segmentation and Re-assembly (SAR) dan Convergence Sublayer (CS). Sublayer SAR menerima data dari user melalui application layer dan mengubah data tersebut menjadi sel-sel dengan ukuran 48 byte yang selanjutnya dikirimkan ke ATM layer. Terjadi proses sebaliknya, sublayer SAR melakukan penggabungan (reassemble) sel-sel berukuran 48 byte yang diterima dari ATM layer menjadi ukuran data yang sesuai dengan yang harus diterima user.
Sublayer CS melakukan berbagai tugas yang berbeda, tergantung dari kelas data yang ditetapkan oleh AAL. Secara umum, terdapat lima kelas data yang bisa disediakan AAL yaitu kelas A, B, C, D dan X. Sesuai dengan jenis tugas yang dijalankan AAL, layer CS akan membubuhkan informasi tambahan kedalam setiap sehingga remote host dari AAL tersebut mampu me-reassemble sel-sel tersebut menjadi data yang diminta oleh user.
4.1.3 ATM Layer
Gambar 2. Format sel ATM[1]
Fungsi utama ATM layer adalah untuk melakukan penambahan 5 byte header kepada setiap 48 byte data yang diterima dari ATM adaption layer dan mengalirkannya ke physical layer. Demikian pula terjadi proses sebaliknya, ATM layer menerima 53 byte sel dari physical layer, memproses header, dan mengirimkan 48 byte data ke AAL. Terdapat enam buah field dalam setiap header, yaitu GFC, VPI, VCI, PT, CLP dan HEC.
GFC (Generic Flow Control) digunakan pada setiap local site untuk meneliti flow control. Nilai dari field ini tidak tetap sepanjang alur transmisi tetapi bisa berubah pada setiap switching yang dilewati sel tersebut.
VPI/VCI (Virtual Path Identifier/Virtual Channel Identifier) digunakan untuk mengidentifikasi setiap VC yang dimiliki oleh setiap sel.
PT (Payload Type) digunakan untuk menentukan apakan suatu sel memiliki informasi mengenai user plane atau control plane.
CLP (Cell Loss Priority) merupakan identifikasi dalam format boolean yang digunakan untuk menunjukkan prioritas dari suatu sel.
HEC (Header Error Control) digunakan oleh physical layer untuk mendeteksi adanya kesalahan pada header setiap sel.
Masing-masing field dari header ini memainkan peranan penting dalam penerapan berbagai plane yang terdapat dalam model B-ISDN.
4.2 Arsitektur Topologi Jaringan ATM
Arsitektur
topologi ATM ini digambarkan dari rencana penggunaan VSAT dengan
topologi star (bintang). Data komunikasi yang diterima dari terminal ATM
sebelum ditransmisikan akan dimodulasi terlebih dahulu menjadi sinyal
yang dapat ditransmisikan ke satelit, setelah itu transmiter ATM akan
mentrasmisikan sinyal data tersebut ke receiver yang berada pada kantor
pusat . Sinyal dari receiver tersebut dimodulasikan lagi oleh modem pada
kantor pusat sehingga membentuk suatu data atau informasi yang bisa
diterjemahkan oleh sistem komputer sentral (kantor pusat). Komponen pada
topologi ini yang bertindak sebagai pusat pengontrol. Semua simpul yang
hendak berkomunikasi selalu melalui pusat pengontrol yang berupa hub. semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server.
Gambar 3. Arsitektur Topologi Jaringan Komputer
4.3 Rancangan Topologi ATM
Setiap
node terhubung secara terpusat pada sebuah perangkat keras Hub atau
switch. Parabola yang dipasangkan pada setiap node ini dapat terkoneksi melalui udara dengan media satelit.
Dalam rancangan ini kami memilih menggunakan VSAT (Very Small Aperture) sebab terminal mini ini mempunyai antene 1 meter dan membutuhkan
daya sekitar 1 watt. Up-linknya baik untuk 19,2 bps, tetapi
downlink-nya 512 kbps, dengan menggunakan satelit kita tidak memerlukan
biaya banyak untuk mengirim pesan ke ribuan stasiun dalam sebuah jejak
kaki sebuah transponder dibanding dengan mengirim ke sebuah stasiun
saja, sehingga menggunakan kanal point-to-point, broadcasting, satelit
akan jauh lebih murah.
4.4 Dampak Pengimplementasian VSAT pada teknologi ATM
Dampak positif dari rancangan topologi ATM ini antara lain :
1) Biaya menjadi lebih murah sebab menggunakan jasa layanan satelit
2) Dapat menjangkau daerah-daerah terpencil
3) Dengan
topologi star (bintang), pemasangan, penambahan atau pengurangan
stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan yang lain, dan
kontrol yang terpusat
Dampak negatif dari rancangan topologi ATM ini antara lain :
1) Koneksinya lambat
2) Pengontrolan terpusat (hub) menjadi elemen kritis, sebab semua data harus melalui pusat
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa
topologi yang kami gunakan dalam perancangan jaringan ATM ini,membuat
biaya lebih ekonomis, jaringan menjadi lebih terpusat dan apabila
terjadi pemutusan koneksi pada salah satu jaringan maka tidak menganggu
kinerja jaringan yang lain.
Penggabungan
teknologi antara tataletak jaringan dengan media komunikasi VSAT dapat
meminimalis biaya perancangan, dan juga dapat menjangkau daerah-daerah
terpencil.
5.2 Saran
Penggunaan
jasa layanan komunikasi via VSAT pada mesin ATM, dapat diterapkan dalam
menyusun topologi jaringannya, guna meningkatkan jasa pelayanan untuk
para nasabah.
0 komentar:
Post a Comment