Tkj Jambi STMIK Nurdin Hamzah Jambi, Teknik Informatika

Tuesday 2 October 2018

FASE PENERBANGAN PESAWAT TERBANG



Dalam dunia penerbangan pesawat terbang, dikenal beberapa fase dasar dalam suatu penerbangan khususnya pesawat fixed wing yaitu take-off, climb, cruise, descend kemudian landing.
1. Taxi
Pada saat di bandara, pesawat melakukan 
taxi (bergerak di darat) dengan mengikuti garis kuning dari apron (tempat parkir pesawat) dan memasuki runway (landas pacu) dan mengambil posisi untuk take-off. Kecepatan taxi itu sendiri dibatasi untuk menghindari tergulingnya pesawat saat berbelok dan menabrak dengan pesawat lain.1. Taxi
 2. Take-off
     Setelah pesawat melakukan taxi dan sampai di runway pada posisi siap take-off, mesin pesawat diposisikan pada daya yang tinggi dan mendorong/menarik pesawat bergerak maju hingga kecepatan tinggi tertentu untuk transisi dari darat ke udara. transisi dari darat ke udara tersebut disebut dengan take-off atau lepas landas. Kecepatan take-off dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berat pesawat, desain sayap, kondisi udara, penggunaan flap dan slat. Pada umumnya, semakin berat pesawat, kecepatan dan jarak take-off yang dibutuhkan semakin besar. Adapun head wind atau angin dari arah depan pesawat dapat mengurangi kecepatan yang dibutuhkan untuk take-off, sehingga take-offdisarankan untuk melawan arah angin atau head wind. Sedangkan side-wind atau angin dari arah samping pesawat disarankan untuk dihindari karena mengganggu stabilitas pesawat.
3. Climb
     Fase selanjutnya adalah climb, yaitu pesawat menuju pada ketinggian tertentu untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal/cruise. Untuk naik pada ketinggian tersebut, pesawat terbang meningkatkan lift/gaya angkat dengan cara meningkatkan angle of attack/sudut serang dan meningkatkan daya pada mesin untuk mendapatkan gaya dorong yang berakibat pada naiknya kecepatan hingga gaya angkat melebihi berat pesawat.
4. Cruise
     Cruise adalah keadaan terbang dimana pesawat menggunakan bahan bakar paling ekonomis dan kondisi desain yang optimal secara teknis. Fase ini memiliki durasi yang paling lama selama perjalanan di udara maupun melakukan misi hingga sampai di tujuan. Saat cruise, pesawat bergerak dalam kondisi kecepatan dan ketinggian yang relatif konstan, hanya saja berubah arah haluan/heading yang mana gaya angkat sayap akan sama dengan berat pesawat.
5. Descent
     Setelah pesawat mendekati runway untuk mendarat, pesawat melakukan descent, yaitu pesawat melakukan pergerakan turun dengan kecepatan konstan dengan mengatur daya mesin maupun pitch. Adapun sudut descent secara umum adalah tiga derajat menuju bandara. Kondisi descent menuju bandara ini disebut dengan istilah approaching. Akhir dari approaching itu sendiri adalah pengambilan posisi untuk landing.
6. Landing
     Landing adalah fase terakhir pada penerbangan. Setelah posisi landing diperoleh, pesawat berusaha menurunkan kecepatan serendah mungkin supaya dapat menyentuh runway sehalus mungkin. Penurunan kecepatan tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan flap maupun speed brakes pada pesawat yang besar. Penurunan kecepatan tersebut dapat juga dibantu dengan memanfaatkan kondisi head-wind seperti pada take-off. Kondisi pesawat saat menyentuh darat disebut juga dengan touch down.Adapun setelah landing, pesawat kembali melakukan taxi untuk menempatkan diri di apron.

Aero Engineering

√ 40 ISTILAH PENERBANGAN, Yang Perlu Anda Tau Sebelum Naik Pesawat !

✅ Berbagai Istilah dalam penerbangan pasti sering kita temui saat kita melakukan perjalanan naik pesawat. Dari berbagai istilah penerbangan tersebut memang tidak semua orang memahami arti & maksudnya. Untuk itu kita sudah menyusun daftar lengkap istilah-istilah penerbangan untuk membantu anda memahaminya.

Arti Istilah dalam PENERBANGAN


Berikut Daftar Lengkap Istilah dalam Penerbangan :

(daftar istilah diurutkan berdasarkan abjad untuk memudahkan anda mencari istilah)

Adult : Seseorang / penumpang yang telah berusia di atas 12 tahun.

Airport : Bandar udara / bandara.

Apron : Tempat parkir pesawat.

Arrival : Bagian kedatangan.

Aviation : Institusi atau suatu lembaga penerbangan.

Baggage / Bagasi : Barang barang bawaan.

Boarding : Naik ke pesawat.

Boarding Pass : Kartu yang diberikan kepada penumpang sebelum naik pesawat. Penumpang yang telah memegang boarding pass, menandakan proses check-in telah selesai dilakukan, dan siap untuk naik pesawat sesuai dengan kelas, kompartemen, dan nomor tempat duduk.

Booking : Proses pemesanan dan pembelian tiket.

Cabin Attendant : Tim Kabin atau lebih dikenal dengan Pramugari atau Pramugara.

Cabin Crew : Pramugari atau Pramugara.

Check In : Pendaftaran calon penumpang yang sudah mempunyai tiket, sebelum keberangkatan.

Child : Anak dengan ketentuan usia 2 – 12 tahun.

Dangerous Goods :  Barang-barang yang termasuk dalam daftar membahayakan keselamatan penerbangan.

Delay : Keterlambatan keberangkatan atau kedatangan.

Departure : Kota asal Keberangkatan.

Descending: Pesawat sedang terbang turun.

Destination : Tujuan akhir suatu penerbangan.

Direct Flight : Penerbangan antara dua kota yang akan dikunjungi tanpa harus melakukan suatu pemberhentian (transit).

Divert : Mendarat di bandara yang bukan tujuan – dialihkan ke bandara lain.

E-ticket : Tiket pesawat elektronik, dikirim dari internet booking engine ke email sebagai bukti pembelian.

Fare : Jumlah biaya yang dibebankan kepada penumpang beserta barang bawaannya yang diterbitkan secara umum kepada publik berdasrkan jenis kelas.

Flight Number : Nomor penerbangan.

Gate : Pintu masuk menuju pesawat.

Go-Show : Penumpang yang belum memesan tiket sebelumnya dan bermaksud untuk pergi menggunakan pesawat dengan datang langsung ke bandara.

Infant : Bayi/penumpang berusia 0 – 24 bulan.

Issued : Proses meng-OK kan tiket / menkonfirmasi setelah pembayaran masuk untuk tiket yang telah di booking.

Landing : Pesawat mendarat.

Mayday : Istilah ini biasanya digunakan para pilot dan awak kabin untuk menggambarkan situasi darurat yang tengah mereka alami.

No-Show : Penumpang yang telah melakukan booking, namun tidak menggunakan hak-nya atau tidak muncul saat jadwal penerbangan miliknya.

Pax (Passenger) : Penumpang pesawat udara.

RON (Remain Over Night) : Pesawat tinggal untuk bermalam.

Refund : Proses pembatalan tiket untuk dapat pengembalian dana.

Rescedule : Perubahan jadwal penerbangan untuk tiket pesawat yang udah di beli.

Reservasi : Pemesanan tiket baik melalui online maupun offline.

Route / Rute : Jalur penerbangan didalam ruang udara.

Runway : Landasan untuk pesawat mengambil ancang-ancang dalam take off atau juga sebagai tempat landing.

Take off : Meninggalkan landasan untuk terbang.

Ticketing Time Limit : Batas waktu konfirmasi pemesanan tiket oleh penumpang.

Transit : Pemberhentian antara kota keberangkatan dan tujuan. Bisa satu kota atau lebih.


Itulah berbagai istilah yang digunakan dalam penerbangan. Jika anda ada pertanyaan, atau mau menambahkan istilah dalam penerbangan ini, silahkan langsung tulis komentar di bawah ya!


Tahukah Anda tentang Aircraft Take-off Speeds: V1, Rotet Vr, dan V2?

Apakah itu mesin ganda kecil Cessna atau Jumbo jet A380, definisi kecepatan sama untuk semua jenis pesawat. Kecepatan ini dihitung sebelum take-off sesuai dengan berat pesawat, faktor lingkungan dll. Kami ingin memperkenalkan informasi dasar tentang kecepatan V1, Vr / Rotate dan V2 untuk Anda.



V1 didefinisikan sebagai kecepatan di luar yang takeoff tidak lagi digugurkan. Berarti bahwa jika Anda mengalami masalah dengan pesawat Anda sebelum mencapai V1, Anda akan segera membatalkan take-off Anda dan akan menerapkan semua cara yang diperlukan untuk menghentikan pesawat. Jika pilot mengalami kerusakan pesawat yang serius setelah V1, jika tidak mereka harus melanjutkan take-off, sebuah take-off board akan menyebabkan landasan pacu meluap dan bisa sangat merusak pesawat.



Vr atau Rotate didefinisikan sebagai kecepatan di mana pilot mulai menerapkan input kontrol untuk membuat hidung pesawat terangkat, setelah itu meninggalkan tanah. Cara termudah untuk menghafal kecepatan putar adalah titik di mana hidung meninggalkan tanah dan pusaran dibuat di ujung sayap yang berputar di belakang pesawat. Selain itu, titik di mana roda gigi utama meninggalkan tanah adalah titik di mana pesawat telah mencapai kecepatan Vlof-lift off.



V2 adalah kecepatan di mana pesawat dapat dengan aman naik dengan satu mesin yang tidak berfungsi. Kecepatan ini dijuluki "kecepatan aman take-off"; itu adalah kecepatan pesawat dengan satu mesin yang tidak beroperasi harus dapat mencapai untuk meninggalkan landasan dan mendapatkan 35 kaki dari tanah di ujung landasan, mempertahankan mendaki 200 ft / menit sesudahnya. Ini adalah kecepatan terendah di mana pesawat memenuhi kriteria penanganan yang terkait dengan pendakian setelah lepas landas, diikuti oleh kegagalan mesin.

https://www.baatraining.com/did-you-know-about-aircraft-take-off-speeds-v1-vr-and-v2/

Instrument pemandu pendaratan pesawat – ILS

Mungkin ada yang ingin tahu bagaimana seorang pilot dapat mendaratkan (landing) pesawat dengan tepat di landasan.
Instrumen apakah yang digunakan untuk membantu pilot dalam fase pendaratan pesawat.
Manuver pesawat untuk dapat mendarat di landasan disebut dengan fase approach.
Prosedur approach dapat dilakukan dengan metode visual approach atau dengan menggunakan bantuan instrument pesawat (instrument approach).
Instrument approach yang dapat digunakan ada beberapa jenis, antara lain :
ILS (Instrument Landing System), MLS (Microwave Landing System), LDA (Localizer Type Directional Aid) dan GLS (GPS Landing System).
Untuk tulisan kali ini akan membahas mengenai ILS,  prosedur approach yang digunakan di banyak bandara.
ILS merupakan sistem yang membantu pilot dalam fase approach sampai mendarat di landasan.
Perangkat ILS terdiri dari perangkat yang terpasang di bandara dan juga di pesawat.
ILS bekerja dengan memanfaatkan gelombang radio, termasuk dalam kelompok radio navigation systems.
Ada dua macam sub sistem yang terdapat dalam sistem ILS.
Yang pertama adalah localizer sedangkan yang kedua adalah glideslope.
Localizer berfungsi untuk memberikan pedoman (guidance) dalam sumbu lateral/horizontal.
Sedangakan glideslope berfumgsi untuk memberikan pedoman dalam sumbu vertikal.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah :
Localizer dan Glideslope
Gambar dari: What is VOR/ILS Instruction Guide, Rockwell Collins

Ada dua bidang segitiga, bidang pertama menunjukan localizer, dan bidang kedua untuk glideslope.
Irisan antara kedua bidang adalah jalur (course) yang harus diikuti oleh pesawat untuk mendarat dengan di landasan.
Prinsip Kerja ILS
Seperti sudah disinggung di atas, ILS bekerja memanfaatkan gelombang radio.
Perangkat ILS (localizer dan glideslope) yang terpasang di bandara akan memancarkan sinyal radio, yang kemudian ditangkap oleh perangkat ILS di pesawat.
Localizer bekerja pada frekuensi 108 – 112 Mhz. Sinyal localizer dimodulasi dalam dua konfigurasi. Sisi kiri dimodulasi dengan frekuensi 90 Hz dan Sisi kanan dengan frekuensi 150 Hz.
Glideslope bekerja pada frekuensi 329.15 – 335.0 Mhz. Sama seperti localizer, sinyal ini juga dimodulasi dalam dua konfigurasi. Sisi atas  dimodulasi dengan frekuensi 90 Hz dan sisi bawah dimodulasi dengan frekuensi 150 Hz.
Sinyal termodulasi yang dipancarkan
Gambar dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Instrument_landing_system
Sistem modulasi seperti ini yang membuat perangkat ILS di pesawat dapat mengenali jalur yang tepat untuk pendaratan.
Perangkat ILS di pesawat
Perangkat ILS di pesawat terdiri atas : ILS receiver, antena ( localizer dan glideslope ) dan indikasi di pesawat.
ILS Receiver
Gambar dari: http://www.dakotaairparts.com/hotlist/
ILS receiver akan mengolah sinyal radio yang ditangkap oleh antena, kemudian merubahnya menjadi informasi (indikasi) untuk pilot. ILS receiver terpasang di EE compartment.
Antena glideslope diatas antena radar, antena localizer dibawah antena radar
Gambar dari: koleksi pribadi
Antena ILS terdiri dari antena glideslope dan antena localizer. Untuk pesawat Boeing 737, kedua antena ini terpasang di nose radome.
CDI (NAV1) di pesawat Cessna
Gambar dari:http://ysflight.in.coocan.jp/aviation/logbook/e2010.html
Indikasi ILS pada pesawat menggunakan CDI (Course Deviation Indicator)
CDI akan memberikan informasi pada pilot bahwa couser sudah sesuai saat kedua jarum tepat beririsan di tengah indicator.


https://avionika01.wordpress.com/2011/11/13/instrument-pemandu-pendaratan-pesawat-ils/

Penerbangan Go Around Jelang Mendarat di Bandara Soetta

Go around dalam istilah penerbangan adalah, pesawat yang tidak jadi mendarat walaupun sudah diatas landasan pacu karena suatu hal (tinggal landas lagi/take off).
Corporate Secretary Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia Didiet K.S Radityo membenarkan, telah terjadi go around pesawat GA 425 yang akan melakukan pendaratan di landasan pacu 25R bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
“Benar ada go around pada jam 15.16 UTC atau jam 22.16 WIB. Go around dilakukan demi menjaga keselamatan penerbangan karena di landasan pacu masih ada pesawat Sriwijaya SJ580 rute Jakarta-Makassar yang harusnya take off tetapi batal karena alasan teknikal,” jelas Didiet, Senin (19/6/2017).
Didiet menguraikan kronologisnya bahwa pesawat GA 425 mendapat jadwal mendarat di landasan pacu 25R setelah pesawat SJ580 lepas landas. Tower Bandara Soekarno-Hatta telah memberikan take-off clearence kepada SJ580 untuk lepas landas, pesawat kemudian rolling tetapi lamban.
“Sampai akhirnya pilot menyatakan mereka berhenti dan tidak jadi lepas landas. Saat itu pesawat GA 425 sudah ada dalam posisi untuk mendarat. Menanggapi hal itu, controller kemudian memberikan go around kepada GA 425 dengan alasan keselamatan,” tutur Didiet.
Proses go around dijelaskannya, dalam kondisi itu, merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk alasan keselamatan.
“Memang dengan go around, kenyamanan penumpang akan terganggu, tetapi demi keselamatan hal ini harus dilakukan,” ujar Didiet.
Saat ini, detil kejadian sedang dianalisis lebih lanjut. Rekaman dan data-data lainnya akan diperiksa untuk mendapatkan informasi lebih detil lagi.
“Kami berterima kasih kepada pilot GA 425 yang cekatan merespon instruksi go around yang disampaikan ATC dan juga kepada pilot SJ580 yang segera melaporkan ke tower pembatalan take-off karena alasan teknikal, sehingga ATC bisa segera merespon dengan memberikan instruksi go around kepada pilot. Keamanan dan Keselamatan penerbangan memang upaya bersama dari seluruh stake holder yang terlibat,” imbuhnya.
Setelah go around dikatakan Didiet, pesawat GA 425 selanjutnya melakukan pendaratan di Bandara Soetta dengan selamat, aman, dan nyaman. (omy)

TOTAL PAGEVIEWS

Follow Us

Blog Archive

About Me

ilmu komputer zakaria
View my complete profile

blog

https://ilmukomputerzakaria.blogspot.com https://perhitunganakuntansitkjzakaria.blogspot.com https://debianzakariamustin.blogspot.com

Translate

Muhammad Zakaria Mustin. Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *