Tkj Jambi STMIK Nurdin Hamzah Jambi, Teknik Informatika

Wednesday, 15 December 2021

Mengenal Containership Kapal Pengangkut Petih Kemas

 Jurnal Maritim


Containership atau Kapal peti kemas (sering juga disebut celullarship) adalah kapal yang dibangun khusus mengangkut kontainer atau peti kemas ukuran standar. Penempatan peti kemas bersifat seluler, dengan bingkai vertikal. Berukuran mulai dari sekitar 500 TEU hingga sekitar 22.000 TEU. Kontainer dapat memuat kontainer ukuran 20 ft dan 40 ft. Setiap kapal umumnya mencantumkan kapasitas angkut maksimumnya untuk masing-masing ukuran kontainer.

Menurut Alphaliner, saat ini ada 5.992 unit (11 persen) kapal peti kemas yang beroperasi di seluruh dunia. Total kapasitas angkut mencapai 21 juta TEU dengan total tonase hampir 260 juta dwt.

Kapal peti kemas beroperasi dengan cara yang berbeda dengan Bulker atau General Cargo ship. Kapal peti kemas melayari rute tertentu secara rutin, atau disebut pola liner. Kapal yang lebih kecil digunakan sebagai kapal pengumpan (feeder) dari/ke daerah pedalaman di sekitar terminal peti kemas utama. Kapal peti kemas yang lebih besar biasanya gearless dan memiliki kecepatan lebih dari 25 knot sehingga digunakan dalam pelayaran jarak jauh.



Sejak digunakan lebih dari 50 tahun yang lalu, ukuran kapal peti kemas semakin membesar, semakin canggih dan semakin efisien. Kapal peti kemas generasi terakhir memiliki panjang hampir 400 meter dengan lebar 55 meter. Mesinnya berbobot 2.300 ton, berat propeller 130 ton, dan jarak antara Brigde dan ruang mesin setara 21 lantai. Dengan dukungan sistem komputer, cukup 13 orang untuk mengoperasikannya. Mampu membawa 11.000 buah peti kemas ukuran 20 ft. Jika kontainer sejumlah itu dimuat truk dan dibariskan, akan didapat antrian sepanjang 71 kilometer.

Evolusi Kapal Peti Kemas

Sejak digunakan lebih dari 50 tahun yang lalu, kapal peti kemas kini sudah memasuki gerenasi ke-6. Perkembangan dari generasi ke generasi mengikuti perkembangan perdagangan global yang menuntut efisiensi, keselamatan dan perlindungan lingkungan.

Generasi pertama kapal peti kemas terdiri dari bulk carrier atau tanker yang dimodifikasi sehingga bisa mengangkut peti kemas hingga 1.000 TEUs. Kapal Kontainer pertama, “Ideal-X” adalah konversi dari T2, kapal tanker militer AS eks Perang Dunia II. Saat itu, di awal tahun 1960an penggunaan peti kemas masih terbatas dan belum teruji.



Kapal peti kemas generasi pertama umumnya onboard crane (geared) karena kebanyakan pelabuhan tidak dilengkapi Crane untuk menangani peti kemas. Kecepatan juga relatif lambat, sekitar 18 sampai 20 knot. Peti kemas ditempatkan hanya di deck utama yang telah dikonversi.

Begitu penggunaan peti kemas mulai marak pada awal tahun 1970-an, barulah dimulai pembangunan kapal peti kemas yang sepenuhnya didedikasikan untuk mengangkut peti kemas. Inilah generasi kedua dari kapal peti kemas. Seluruh ruang kapal digunakan untuk menumpuk kontainer, termasuk di bawah dek. Crane mulai ditiadakan agar lebih banyak peti kemas yang dapat diangkut.  Kecepatan kapal peti kemas generasi kedua sekitar 20-25 knot.

Generasi Ketiga. Selama tahun 1980-an, pertumbuhan perdagangan dunia mendorong pembangunan kapal peti kemas yang lebih besar. Mengikuti kaidah Economy of scale, yaitu semakin besar jumlah kontainer yang dapat diangkut, maka semakin rendah biaya per TEU. Pada tahun 1985, kapal peti kemas sudah dibangun untuk mencapai batas ukuran Terusan Panama (panamax), yaitu kapal dengan kapasitas sekitar  4.000 TEUs. Kapal peti kemas generasi ketiga ini bertahan hingga sepuluh tahun.

Generasi keempat adalah kelas Post Panamax I dan II. Kapal peti kemas kelas APL C10 (4.500 TEUs) diperkenalkan pada tahun 1988  dan menjadi kelas peti kemas pertama yang melampaui batas 32,2 meter lebar Terusan Panama. Dengan semakin tumbuhnya perdagangan dunia, batas ukuran Terusan Panama tidak lagi dijadikan patokan. Pada tahun 1996, kapal peti kemas post panamax dengan kapasitas mencapai 6.600 TEUs mulai diperkenalkan.



Begitu batas panamax dilanggar, pertumbuhan kapal peti kemas dengan ukuran yang lebih besar meningkat secara cepat dengan kapasitas mencapai 8.000 TEUs (Post Panamax II; “Sovereign Class”). Kapal peti kemas post panamax memicu tantangan pada infrastruktur karena membutuhkan pelabuhan yang lebih dalam (minimal sekitar 13 meter) dan Crane yang lebih efisien dengan jangkauan yang lebih jauh.

New-Panamax, atau Neo-Panamax (NPX) adalah generasi ke-lima kapal peti kemas. Kapal dirancang agar sesuai dimensi baru perluasan Terusan Panama yang selesai pada Juni 2016. Kapal peti kemas generasi ke-lima ini memiliki kapasitas sekitar 12.500 TEU. Seperti halnya panamax, Neo-Panamax cenderung disematkan pada kapal kelas tertentu yang berlayar ke Amerika dan Karibia, baik dari Eropa maupun Asia.



Triple E Maersk

Generasi keenam, Post Panamax III dan Triple E. Pada tahun 2006, Maersk Line memperkenalkan kelas kapal yang memiliki kapasitas 11.000 sampai 14.500 TEUs, yaitu Emma Maersk, (E Class). Kapal ini dijuluki “Post New Panamax” karena lebih besar dari dimensi Terusan Panama yang sudah diperluas. Pada tahun 2013, diperkenalkan kapal kelas “Triple E” sekitar 18.000 TEUs. Kapal-kapal Post New Panamax berlayar pada rute Asia-Eropa yang  tidak melewati terusan Panama.

Pada generasi keenam ini sudah ada desain kapal kelas ” Malacca Max”, dengan kapasitas mencapai 27.000-30.000 TEU. Namun kelas ini diperkirakan tidak akan dibangun sampai ada volume perdagangan yang cukup yang melewati rute selat Malaka.


By. Jaka, S.Kom.

0 komentar:

Post a Comment

TOTAL PAGEVIEWS

Follow Us

Blog Archive

About Me

ilmu komputer zakaria
View my complete profile

blog

https://ilmukomputerzakaria.blogspot.com https://perhitunganakuntansitkjzakaria.blogspot.com https://debianzakariamustin.blogspot.com

Translate

Muhammad Zakaria Mustin. Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *